Sumber: sindonews |
Seseorang bertanya buku terbaik apa yang perlu dibaca untuk mengetahui siapa diri kita dan sebesar apa potensi kita sebenarnya? Ternyata bukan buku psikologi, pengembangan diri atau motivasi. Buku yang harus kita baca untuk mengetahui jati diri dan masa depan adalah buku tabungan! Dari sana kita bisa mengidentifikasi diri kita sendiri.
Suatu hari di bulan Februari 2006 saya berjalan kaki menuju ATM BNI di perempatan Benteng Vredeburg Jogja. Waktu itu saya masih mahasiswa semester dua. Dalam kondisi lapar saya berusaha mencairkan uang tabungan yang hanya sisa 90 ribu rupiah saja. Uang itu tak bisa ditarik dari kampus atau ATM lain terdekat karena pecahan minimalnya 50 ribuan. Sementara ATM pecahan 20 ribuan hanya saya tahu di lokasi itu. ATM BNI Vredeburg adalah penyelamat nyawa ribuan mahasiswa Jogja!
Setelah mengambil uang Rp40 ribu saya berjalan penuh semangat menuju angkringan terdekat. Kemudian makan nasi kucing dan gorengan, ditambah es teh manis, semua Rp4.000 saja. Dengan uang yang ada, waktu itu, saya pikir paling tidak bisa bertahan satu minggu. Apalagi jika hanya makan Indomie, mungkin bisa 10 hari. Cukup melegakan, memang, tapi waktu itu saya merenung dalam soal masa depan.
Baca juga: Kisah Inspiratif Ketika Murid Seisi Kelas Menertawakan Sang Guru
Mau sampai kapan saya hidup seperti ini? Pikir saya. Jika nutrisi untuk otak hanya Indomie dan gorengan, bagaimana saya bisa mengalahkan mahasiswa dari kampus luar negeri atau mereka dari keluarga yang bisa makan steak impor kapan saja? Bagaimana saya bisa jadi direktur atau menteri nanti? Saya bolak-balik berpikir cara agar bulan depan tak perlu ke ATM BNI 20ribuan lagi. Jika hari ini saya punya uang 40ribu, minggu depan harus 400ribu. Tapi, bagaimana caranya?
Di sanalah pertama kali saya mendapatkan informasi tentang ilmu perkalian 10. Saya membaca sebuah buku yang sayangnya sudah saya lupa judulnya. Tapi satu bab di buku itu bercerita bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam hidup kita cukup berfikir dengan logika perkalian 10 saja. Capailah dulu sesuatu yang kecil, lalu kalikan 10, dan terus kalikan 10.
Voila! Saya mendapat inspirasi. Karena saya bisa menulis, waktu itu saya berpikir bisa mendapatkan uang Rp500ribu dari honor menulis artikel di koran. Maka saya pun berusaha agar tulisan saya dimuat di koran, berlatih menulis, membaca banyak buku, berdiskusi. Tak disangka seminggu kemudian tulisan saya dimuat di rubrik Teroka harian Kompas, honornya Rp750ribu waktu itu. Saya traktir teman-teman di angkringan gara-gara honor itu.
Sejak saat itu saya jadi rajin menulis. Artikel-artikel saya dimuat di koran dengan honor beragam, dari Rp250 ribu sampai Rp1 juta. Jika dirata-ratakan Rp500 ribu per tulisan. Dari sanalah saya mensimulasikan ilmu perkalian 10. Jika ingin dapat uang lima juta, saya harus berusaha agar 10 tulisan saya dimuat, berfikir dan bekerja 10 kali lipat dari yang saat itu sudah saya lakukan.
Tanpa disadari, dengan mentalitas semacam itu saya tumbuh menjadi penulis sungguhan. Saya menulis di mana-mana. Dari artikel, blog sampai buku. Saya dapat honor, hadiah, dan royalti dari menulis. Mungkin kisah ATM Rp20 ribu yang saya ceritakan tadi adalah yang terakhir kali. Sejak jadi mahasiswa-penulis yang produktif saya tak pernah ke sana lagi.
Sekarang saya sudah menulis lebih dari 15 tahun. Sudah menerbitkan lebih dari 25 judul buku. Saya tak pernah lagi menulis di koran karena satu dan lain hal. Tapi saya pernah dibayar puluhan juta dari satu tulisan, mendapat royalti ratusan juta, hak cipta dari buku-buku saya yang difilmkan cukup untuk dipakai membeli rumah atau kendaraan. Semua bermula dari ilmu perkalian 10 tadi.
Itulah mengapa saya katakan di awal catatan ini bahwa kita perlu melihat buku tabungan masing-masing. Dari sana kita bisa mengetahui kapasitas dan kemampuan kita. Jika kita punya penghasilan lima juta sebulan, seharusnya ada peluang untuk mendapatkan Rp50 juta sebulan suatu hari nanti. Jika sekarang punya tabungan Rp10 juta, harusnya bisa jadi Rp100 juta, kalau Anda tahu caranya.
Ilmu ini yang saya terapkan dalam bisnis-bisnis saya selama ini. Dari satu karyawan, jadi sepuluh, jadi 100, dan seterusnya. Dari Rp100 ribu yang saya dapatkan dari pelanggan pertama, jadi sejuta, sepuluh juta, seratus juta sampai satu miliar pertama. Kata mentor saya, kunci bisnis itu berpikir untuk mendapatkan satu miliar pertama! Kalau kita tahu cara beternak uang, kita akan kaya.
Inilah ilmu perkalian sepuluh yang diajarkan para mentor bisnis di seluruh dunia. Jika Anda berhasil mendapatkan uang Rp100 ribu pertama dari usaha Anda, cobalah kalikan 10. Ia akan menjadi Rp1 juta. Kalikan 10 lagi untuk jadi Rp10 juta. Kali 10 lagi untuk jadi Rp100 juta dan kali 10 lagi untuk jadi Rp1 miliar pertama Anda.
Baca Juga: Khabib, Petarung Sejati yang Berbakti pada Orang Tua
Namun, fokus saja dapat 100 ribu pertama, jangan dulu mikir satu miliarnya. Sebelum mengalikan 10, kuasai ruang lingkup dalam skala yang bisa Anda jangkau sekarang. Mulailah dari sana.
Sayaratnya, di setiap pengalian 10 itu Anda harus berfikir 10 kali lebih baik, bekerja 10 kali lebih hebat, berdoa 10 kali lebih dalam, punya hati yang 10 kali lebih siap kecewa, punya mental yang 10 kali lebih kokoh untuk menghadapi kegagalan, punya jaringan 10 kali lebih luas, dan seterusnya. Singkatnya, untuk mencapai sesuatu 10 kali lebih besar, Anda harus punya upaya 10 kali lebih besar pula, kadang-kadang lengkap dengan musuh dan tingkat kesulitan yang 10 kali lebih besar juga.
Masuk akal bukan? Kelihatannya memang mudah, padahal sulit sekali menjalankannya. Tapi sulit bukan berarti mustahil, jika kita sungguh-sungguh ingin mencapainya. Saya sudah membuktikannya. Momen berjalan dengan perut lapar ke ATM pecahan 20 ribuan benar-benar telah mengubah banyak hal dalam hidup saya, terutama soal mentalitas.
Jika kita baca tulisan-tulisan seperti ini, rasanya besok keajaiban akan terjadi. Rasanya dari uang satu juta yang kita punya, minggu depan akan jadi satu miliar karena hanya tinggal mengalikannya 10 kali dalam tiga tahap saja. Tapi percayalah cara kerjanya tidak seperti itu. Butuh proses yang melibatkan keringat, air mata, bahkan darah.
Dalam pengalaman saya, kisah ATM BNI Benteng Vredeburg itu rasanya baru kemarin sore. Tapi ternyata itu sudah 15 tahun yang lalu! Tapi memang berbeda 15 tahun yang dilalui oleh orang yang mengetahui ilmu perkalian 10 dan benar-benar melakukannya dengan 15 tahun orang yang tak tahu ilmu itu—apalagi hanya menjalani hidup dengan mentalitas 'yang penting mengalir saja'.
Kini, Anda sudah tahu ilmunya. Tinggal berproses dan berjuang. Mungkin ini waktu dan kesempatan Anda untuk mendapatkan satu miliar pertama!
Salam baik.
Fahd Pahdepie
------------------
Sumber Artikel: Fanspage Fahd Pahdepie
Laman Penulis: Fahd Pahdepie
Mantab pak, terimakasih untuk ilmunya
ReplyDelete